Pubslihnews.id – JAMBI – Permasalahan batu bara merupakan permasalahan yang paling disorot di provinsi Jambi hari ini. Seolah-olah tak kunjung menemukan titik temu, dan terkesan terpaksa harus diberi dosis penenang sementara sebagai solusi jangka sangat pendek.
Jelas memang imbas batu bara ini, diantaranya ; bagi masyarakat umum yang terdampak debu dari angkutan yang jumlahnya tidak sedikit. Juga kemacetan yang di alami oleh segenap masyarakat di sepanjang lintasan transportasi batu bara ini.
Belum lagi LAKALANTAS yang merenggut nyawa yang kebanyakan di antaranya adalah mahasiswa dua kampus terbesar di provinsi Jambi yaitu UNJA (Universitas Jambi) dan UIN STS Jambi.
Pihak pemerintah daerah terkesan kaget dengan permasalahan ini, nyata dengan solusi yang diberikan terkesan bongkar pasang seperti menekan balon di dalam air.
Lantas apakah tidak ada perhitungan volume kendaraan maksimum dibagi luas jalan lintasan batu bara dikurangi jumlah kendaraan masyarakat sebelum dikeluarkan nya izin pertambangan?
Tidak heran memang, jika pertambangan batu bara di provinsi Jambi terkesan ugal-ugalan dan Tampa perhitungan.
Hal ini dibuktikan dengan kemacetan yang selalu terjadi di sepanjang lintasan tersebut.
Maka dapat dikatakan permasalah batu bara di provinsi Jambi hari ini adalah cinta segi enam yang tidak harmonis, antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat terdampak, masyarakat pekerja, pengusaha tambang, dan sipil society.