PublishNews.id – Berpindahnya mantan Ketua DPRD Batanghari H Muhammad Mahdan, S.Kom ke Partai Persatuan Pembangunan menjadi sorotan publik, terutama bagi pengamat politik.
Menurut Dr Arfai Sanifa, SH, MH yang merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi ini, bergabungnya H M Mahdan kepengurusan PPP saat ini tidak terlalu berdampak positif bagi kepemimpinan Muhammad Fadhil Arief
“Saya menilai, dengan bergabungnya politisi yang ada saat ini ke partai-nya Bupati , tidak memberikan manfaat politik apapun untuk Bupati. Sebab jika dinilai kepentingan politik Bupati pada dasarnya adalah bagaimana menguatkan dukungan dari legislatif/DPRD Batanghari,” kata Arfa’i.
Arfai juga menuturkan, jika priotitas utama Bupati Batanghari saat ini adalah percepatan pembangunan, maka langkah ideal adalah merangkul kekuatan politik di parlemen.
“Nah, akan lebih menarik jika partai yang bukan pengusung bupati kemarin, saat ini menyatakan merapat ke bupati. Kalau ini tentu berfaedah buat bupati dalam mengamankan visi misi dan keinginannya ketika bicara program dan anggaran di DPRD Batanghari,” sebutnya .
Lebih jauh Ia mengatakan, bergabungnya rival politik pada pilkada 2020 lalu, semata-mata untuk persiapan menyongsong Pemilu 2024 mendatang.
“Pindahnya rival politik ke partai pupati terpilih merupakan strategi untuk pertarungan 2024,” katanya lagi.
Katanya, adalah hal yang wajar jika saat ini partai yang dinakhodai Muhammad Fadhil Arif dilirik banyak pihak. Meski demikian menurut Arfa’i, tidak ada jaminan jika PPP akan mendulang banyak suara di Pilkada nanti.
“Ada harapan dengan bergabung ke partai penguasa, maka akan mudah mendapatkan suara dalam pencalonan diri nantinya. Hal ini secara teoritik bisa saja terjadi. Namun secara aktual belum bisa dinilai karena dinamika politik terus berkembang seiring dengan munculnya kekuatan politik baru dari politisi lain yang ikut dalam pertarungan 2024,” bebernya.
Lebih lanjut Arfai mengatakan, 2024 menjadi tahun spekulasi bagi politisi, dan membutuhkan peetimbangan sangat cermat.
“Mereka harus punya pertimbangan mendalam, apakah ikut calon DPRD Kabupaten, provinsi, pusat, atau ikut Calon pilkada. Sebab 2024 kedua pemilihan tersebut serentak dalam satu tahun walaupun dengan jadwal pencoblosan yang berbeda.” Katanya.
Perlu diketahui, sebelumnya H M Mahdan yang pernah jadi Ketua DPRD Batanghari periode 2014 – 2019 dari Partai Amanat Nasional (PAN). Dan pada Pemilu 2019 , M Mahdan kembali terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) Marosebo Ulu – Mersam dari PAN.
Namun pada tahun 2020 Mahdan mengundurkan diri dari anggota DPRD Batanghari, karena ikut di ajang Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) Batanghari sebgai Calon Wakil Bupati Batanghari berpasangan dengan Calon Bupati Batanghari, Hj Yuninnta Asmara, SH dengan nomor urut satu. Namun Yuninnta – Mahdan kalah dengan Fadhil-Bakhtiar.