30 Box Berisikan 150.000 Benih Baby Lobster Diserahkan Polres Tanjab Timur ke Balai Karantina Perkuat Kerjasama Pengawasan Keimigrasian, Imigrasi Jambi Koordinasi ke Pelindo II Jambi Upaya Penegakan Hukum Aktivitas Ilegal Drilling Oleh Polres Batanghari Terpantau Padat, Lancar dan Terkendali, Dirlantas Polda Jambi Turut Pantau Pos Pengamanan dan Pelayanan  Pengangkut Pasir Dan Sawit,Diduga Kuat Penyebab Amblasnya Jembatan Pulau Betung Penghubung Kecamatan Pemayung

Home / Dunia

Kamis, 19 Agustus 2021 - 11:50 WIB

Keberanian Wartawan Wanita Meliput di Tengah Ricuhnya Afghanistan Tuai Pujian

Foto: Instagram @clarissawardcnn

Foto: Instagram @clarissawardcnn

PublishNews.id – Suasana di Afghanistan semakin mencekam setelah Taliban mengambil alih kekuasaan. Untuk melaporkan apa yang terjadi di negara berkonflik tersebut, reporter CNN Clarissa Ward terjun langsung ke jalanan kota Kabul. Clarissa pun berjalan di tengah-tengah suasana yang menakutkan bagi kebanyakan orang karena diwarnai suara tembakan dan kekerasan. Sikapnya yang bukan hanya berani tapi tenang menuai pujian dari netizen.

Dalam video yang diunggah CNN baru-baru ini, Clarissa Ward melaporkan ricuhnya suasana bandara dengan orang-orang yang ingin melarikan diri setelah Amerika meninggalkan Afghanistan. Video pun langsung menunjukkan para tentara Taliban yang berkeliaran di sana, membawa senjata dan tidak ragu untuk menggunakannya.

Ketika menyusuri jalanan di bandara, ia melaporkan bahwa tembakan terdengar hampir setiap beberapa menit. Meski begitu, Clarissa tetap berjalan dengan tenang. Tak lama kemudian, wanita yang menggunakan hijab dan abaya serba hitam itu dihadang oleh tentara Taliban yang marah tapi ia tetap berani memberikan pertanyaan.

Baca Juga...  Warga Buluh Kasab, Marosebo Ulu Besimbah Darah Kena Tembak Dengan Kecepek

Tentara Taliban memintanya untuk menutupi wajahnya. Pria tersebut sempat menjelaskan opininya tapi tidak mau berbicara dengan Clarissa entah karena seorang warga Amerika atau karena seorang wanita.

“Mereka mengatakan bahwa kekacauan ini adalah salah Amerika,” kata Clarissa. “Lihat orang-orang ini, Amerika membuat mereka ketakutan, mengapa mereka berbohong dan berkata orang-orang ini boleh pergi ke Amerika. Mengapa tidak membiarkan mereka tinggal dan membantu negara?” ujarnya saat menerjemahkan jawaban tentara Taliban.

Baca juga: 10 Potret Eks Kapten Bola Wanita Afghanistan yang Minta Bantuan Perlindungan
Sepanjang perjalanan, ia juga dikerumuni dengan orang-orang yang meminta bantuan untuk keluar dari Afghanistan dan berusaha untuk masuk bandara. Karena itu, tentara Taliban kesal dengan rombongan CNN hingga Clarissa memutuskan untuk pergi dan berjalan ke mobil mereka.

Baca Juga...  Realisasi Perjanjian Kerjasama, Lapas Kuala Tungkal Terima Bantuan Hibah Bibit dan Pakan Ikan Lele Dari Dinas Perikanan Kab. Tanjab Barat

Ketika itu, tentara Taliban menggunakan senjatanya untuk mendorong kerumunan. Tak lama kemudian beberapa dari mereka mulai menyerang kru stasiun televisi berita berbasis di AS itu. “Ketika mereka diberi tahu bahwa kami punya izin untuk meliput, mereka menurunkan senjata mereka dan membiarkan kami untuk lewat,” tutupnya.

Dalam unggahan Instagram terbarunya, Clarissa pun mengungkap pengalamannya meliput konflik di Afghanistan. Diakuinya jika wanita yang sebelumnya sudah sering meliput soal Taliban menyangka jika mereka akan benar-benar mengambil alih ibu kota. “Meliput di jalanan Kabul ketika Taliban mengambil alih menjadi salah satu pengalaman paling menakjubkan dalam karierku,” tulisnya.

source Detik.com

Share :

Baca Juga

Berita

Pemegang Paspor RI yang Hendak Bepergian ke Jerman dapat Mengajukan Pengesahan
(endorsement) Tanda Tangan di Kantor Imigrasi

Dunia

Bikin Geger !!! Warga di Kejutkan Ikan Bergigi Manusia

Dunia

Preman Taliban Mengeksekusi Seorang Perempuan Afghanistan Tidak Kenakan Burqa

Berita

Mulai 1 Januari 2022 , 3 Jenis BBM Ini Tidak Boleh Di Jual, BagaiMana Dengan Pertalite Dan Solar???

Berita

Domisili adalah Sebutan untuk Tempat Tinggal, Ketahui Pengertian dan Macamnya

Dunia

Korban Tewas Gempa Haiti Hampir 2.000 Jiwa