Kunker ke Polres Kerinci, Kapolda Jambi Ingatkan Tugas Kita Sebagai Pelindung, Pelayan dan Pengayom Masyarakat  Bersama Lawan Perundungan, Ditbinmas Polda Jambi Tanamkan Nilai Positif di Kalangan Pelajar Gandeng Dit Bimas Polda Jambi, SMKN 2 Kota Jambi Gelar Farewell Party dan Deklarasi Anti Judi Online serta Bahaya Narkoba Dit Binmas Polda Jambi Gelar Penyuluhan Kamtibmas di SMP Islam Al-Falah, Tekan Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba Polresta Jambi Gagalkan Perdagangan Gelap Satwa Dilindungi

Home / Ekonomi

Sabtu, 19 Maret 2022 - 09:47 WIB

Pemerintah Gagal Kendalikan Harga Minyak Goreng, Emak-emak Lagi yang Jadi Korban

Stok minyak goreng kemasan di salah satu toko berjejaring di wilayah Kasihan, Bantul, Jumat (Foto: Istimewa)

Stok minyak goreng kemasan di salah satu toko berjejaring di wilayah Kasihan, Bantul, Jumat (Foto: Istimewa)

Publishnews.id – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kurniasih Mufidayati menyebut ibu-ibu atau emak-emak menjadi pihak yang paling terpukul sebagai korban harga minyak goreng yang tak terkendali.

Terlebih aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minya goreng kemasan sebesar Rp14 ribu dicabut. Kekinian harganya melambung tinggi berkisar Rp 23-25 ribu per liternya.

“Harga keekonomian yang hampir dua kali lipat dari harga HET, jelas memberatkan masyarakat dan keluarga kelas menengah ke bawah,” kata Kurniasih kepada wartawan, Sabtu (19/3/2022).

Juru Bicara PKS ini pun mengaku menyayangkan sikap pemerintah yang hanya bisa minta maaf karena tak sanggup kendalikan harga minyak goreng.

“Lagi-lagi emak-emak yang jadi korban. Seharusnya pemerintah mengendalikan apa yang ada di pasar, tapi ini tidak berdaya mengendalikan dan justru menyerahkan semua mekanismenya oleh pasar. Siapa yang terdampak berat? Emak-emak dan keluarga kelas menengah bawah tercekik, itu rakyat kita bukan orang lain!,” tuturnya.

Baca Juga...  Al Haris Dampingi Kasad Dudung Pantau Daerah Rawan Kebakaran

Kurniasih juga turut menyoroti ibu-ibu yang rela antre untuk mendapatkan minyak goreng. Bahkan di salah satu daerah antrean justru memakan korban jiwa.

Lebih lanjut, Kurniasih juga mengaku heran lantaran kekinian persediaan atau stok minyak goreng terutama kemasan justru melimlah. Ia merasa publik seperti dipermainkan.

“Ombudsman sudah menyebut ada penimbunan tapi tidak diungkap pemain besarnya mana siapa. Sekarang stok mulai ada dengan harga tinggi, pemerintah seolah tak berdaya, bagaimana bisa pemerintah yang punya power bisa tak berdaya?,” tuturnya.

Baca Juga...  Harga TBS Melonjak Naik, Pupuk Juga Ikut Naik

Terkahir ia mengingatkan, tanpa persoalan langka dan mahalnya minyak, komoditas bahan pokok akan naik jelang Ramadan dan Idul Fitri. Tanpa ada intervensi pemerintah, maka masyarakat akan memasuki Ramadan dengan beban yang cukup berat.

“Terbukti stoknya ada, pemerintah punya semua instrumen kekuatan dari regulasi sampai penegakan hukum. Semua alat ada di Pemerintah. Jadi jangan saling lempar tanggung jawab. Fungsi regulator dan pengendali kebutuhan pokok makanan harus dijalankan. PKS meminta ada intervensi untuk menurunkan harga setelah dipastikan mulai dari stok di pasaran sebelum Ramadan. Hentikan derita kaum mak-mak saat ini juga,” tandasnya.

(Suara.com)

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Datangi Perahu Warga, Ini Yang Dilakukan TP PKK Provinsi Jambi

Ekonomi

Harga Sawit Naik Pagi Ini dan Masih Bisa Naik Lagi!

Ekonomi

Terdampak Pandemi, Kini Pramugari Ini Jualan Jamu Raih Omzet Puluhan Juta

Batanghari

Tahun 2022 Pemkab Batanghari Anggarkan 31 Unit Power Thresher

Daerah

Gubernur Jambi Al Haris Serahkan Bangun 4 Ton Beras Kepada Anak Yatim Piatu

Batanghari

PPKM Level 4 PWN Bakal Ditunda, Sekda Batanghari: Bangun Lima Desa Tetap Terlaksana

Berita

Peternak Ikan Desa Pematang Jering Dambakan Adanya Dermaga Dan Pelabuhan

Daerah

Tingkatkan Promosi, Ketua TPP PKK Provinsi Jambi Ajak PKK Kabupaten/ Kota Masuki Pasar Digital