PublishNews.id – Tidak menjadi hal yang aneh jika pelaku politik suka pindah partai. Karena sesungguhnya pindah dari partai A ke partai B tak terlepas dari peluang seorang untuk berkarir dalam politik.
Seperti Walikota Jambi, Syarif Fasha yang saat ini hengkang dari Partai Golkar, dan pindah ke Partai NasDem sekaligus jadi Ketua DPW NasDem Provinsi Jambi.
Menjadi Nahkoda di Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Provinsi Jambi, membuat mata para pengamat politik tertuju pada Walikota Jambi Syarif Fasha.
Dengan membawa semua gerbong atau para anak buahnya menjadi pengurus di Partai NasDem, dinilai menjadi strategi Fasha dalam mengatur kekuatan untuk Pileg dan Pilkada 2024 mendatang.
Pengamat politik dan pemerintahan Provinsi Jambi, As’ad Isma mengatakan, kekuasaan gubernur, walikota dan bupati sangat mempengaruhi untuk peningkatan elektabilitas. Apalagi, kata As’ad, jabatan Fasha akan berakhir sebelum 2024.
“Kalau proyeksi kito ini berat, tapi kita lihat konsolidasi dan program Fasha menempatkan kepengurusan. Pertama, kabinet yang direkrut Fasha untuk NasDem provinsi Jambi ini siapa,” kata As’ad, kepada media ini, Rabu (11/08/2021).
As’ad juga mengungkapkan bahwa apabila Fasha maju pada pilkada 2024 mendatang, maka akan menjadi lawan terberat Gubernur Al Haris untuk melanjutkan dua periode jabatannya.
“Bisa menjadi pesaing terberat Al Haris pada Pilkada 2024 nanti, tapi harus juga kita tahu karena ada aturan partai yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi pengusung pada pilkada 2020 kemarin, maka partai tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi pengusung pada pilkada nanti. Dia hanya bisa jadi pendukung,” ungkapnya.
Maka dari itu, As’ad kembali mengatakan bahwa Fasha harus mencari partai politik lain jika ingin maju pada pilkada 2024 nanti. “Artinya nak sebesar apapun NasDem untuk 2024 tetap akan jadi pendukung,” tukas As’ad Isma.***