– Dilepas Dansat Brimob, Iptu Ilham Tri Kurnia Mutasi Tugas ke Polisi Umum Dandim 0416 Bungo Tebo, Letkol Inf Arief Widyanto, Hadiri Upacara Hari Pendidikan Nasional 2024 di Kabupaten Tebo Terpantau Padat, Lancar dan Terkendali, Dirlantas Polda Jambi Turut Pantau Pos Pengamanan dan Pelayanan  Pengangkut Pasir Dan Sawit,Diduga Kuat Penyebab Amblasnya Jembatan Pulau Betung Penghubung Kecamatan Pemayung Dandim 0415/Jambi Ikuti Prosesi Korps Rapot Kenaikan Pangkat

Home / Ekonomi

Sabtu, 19 Maret 2022 - 09:47 WIB

Pemerintah Gagal Kendalikan Harga Minyak Goreng, Emak-emak Lagi yang Jadi Korban

Stok minyak goreng kemasan di salah satu toko berjejaring di wilayah Kasihan, Bantul, Jumat (Foto: Istimewa)

Stok minyak goreng kemasan di salah satu toko berjejaring di wilayah Kasihan, Bantul, Jumat (Foto: Istimewa)

Publishnews.id – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kurniasih Mufidayati menyebut ibu-ibu atau emak-emak menjadi pihak yang paling terpukul sebagai korban harga minyak goreng yang tak terkendali.

Terlebih aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minya goreng kemasan sebesar Rp14 ribu dicabut. Kekinian harganya melambung tinggi berkisar Rp 23-25 ribu per liternya.

“Harga keekonomian yang hampir dua kali lipat dari harga HET, jelas memberatkan masyarakat dan keluarga kelas menengah ke bawah,” kata Kurniasih kepada wartawan, Sabtu (19/3/2022).

Juru Bicara PKS ini pun mengaku menyayangkan sikap pemerintah yang hanya bisa minta maaf karena tak sanggup kendalikan harga minyak goreng.

“Lagi-lagi emak-emak yang jadi korban. Seharusnya pemerintah mengendalikan apa yang ada di pasar, tapi ini tidak berdaya mengendalikan dan justru menyerahkan semua mekanismenya oleh pasar. Siapa yang terdampak berat? Emak-emak dan keluarga kelas menengah bawah tercekik, itu rakyat kita bukan orang lain!,” tuturnya.

Baca Juga...  Bupati Tanjab Barat Lantik 11 Pejabat Struktural

Kurniasih juga turut menyoroti ibu-ibu yang rela antre untuk mendapatkan minyak goreng. Bahkan di salah satu daerah antrean justru memakan korban jiwa.

Lebih lanjut, Kurniasih juga mengaku heran lantaran kekinian persediaan atau stok minyak goreng terutama kemasan justru melimlah. Ia merasa publik seperti dipermainkan.

“Ombudsman sudah menyebut ada penimbunan tapi tidak diungkap pemain besarnya mana siapa. Sekarang stok mulai ada dengan harga tinggi, pemerintah seolah tak berdaya, bagaimana bisa pemerintah yang punya power bisa tak berdaya?,” tuturnya.

Baca Juga...  Walikota Fasha Batasi Truck Batubara Isi BBM di SPBU Kota Jambi

Terkahir ia mengingatkan, tanpa persoalan langka dan mahalnya minyak, komoditas bahan pokok akan naik jelang Ramadan dan Idul Fitri. Tanpa ada intervensi pemerintah, maka masyarakat akan memasuki Ramadan dengan beban yang cukup berat.

“Terbukti stoknya ada, pemerintah punya semua instrumen kekuatan dari regulasi sampai penegakan hukum. Semua alat ada di Pemerintah. Jadi jangan saling lempar tanggung jawab. Fungsi regulator dan pengendali kebutuhan pokok makanan harus dijalankan. PKS meminta ada intervensi untuk menurunkan harga setelah dipastikan mulai dari stok di pasaran sebelum Ramadan. Hentikan derita kaum mak-mak saat ini juga,” tandasnya.

(Suara.com)

Share :

Baca Juga

Berita

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Minta Pekan Depan Harga TBS Sawit Di Atas Rp.2.000 Perkilogeram

Berita

Stop Bongkar Muat , Bongkar Muat Truk Dibawah 8 Ton di Jalan Melati

Ekonomi

Datangi Perahu Warga, Ini Yang Dilakukan TP PKK Provinsi Jambi

Berita

“Sebanyak 280 UMKM Kota Jambi Ikuti Bimtek Keamanan Pangan

Ekonomi

Turun Lagi, Cek Rincian Harga BBM Terbaru Pertamina dan Shell Oktober 2021

Berita

Al Haris Dampingi Kasad Dudung Pantau Daerah Rawan Kebakaran

Batanghari

PPKM Level 4 PWN Bakal Ditunda, Sekda Batanghari: Bangun Lima Desa Tetap Terlaksana

Batanghari

Peletakan Batu Pertama Pabrik Minyak sawit (PT NGE) Di Batanghari ”Oleh Mendag Zulkufli Hasa