Publishnews.id- Batanghari –Kedatangan tim Ekpedisi Sungai Batanghari dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) disambut oleh Wakil Bupati Batanghari, H Bakhtiar SP, Sekretaris Daerah (Sekda) Batanghari, Kades Rambutan Masam A Roni Ketua Lembaga Adat Kabupaten Batanghari, Fatahuddin Abdi, Camat Muara Tembesi, Sarmada, dan sejumlah pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam lingkup Pemkab Batanghari.
Kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari yang merupakan bagian rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya bersama untuk memajukan kebudayaan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keterhubunganan antara sungai dan peradaban, serta menjaga ekosistem sungai di daerah aliran sungai (DAS) Batanghari yang adakan di Desa Rambutan Masam, dan Benteng Pasar Muara Tembesi.
Kedatangan tim Ekpedisi Sungai Batanghari ini disambut dengan kompangan dan tari sekapur sirih. Setelah sampai di bawah tenda, para tim Ekpedisi Sungai Batanghari dan para tamu undangan disuguhkan dengan tari Ngebeng dari Sangar Seni Bako Lantang, Desa Rambutan Masam.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Bakhtiar menyatakan, inilah Desa Rambutan Masam, selamat datang di Desa Rambutan Masam. Desa Rambutan Masam merupakan Desa Pemajuan Kebudayaan secara nasional.
“Kita patut bersyukur, inilah bentuk anugerah dari Allah. Karena selama yang kita cita-cita terwujud untuk mengenalkan Rambutan Masam ke tingkat nasional,” sebut Wabup Bahtiar.
Lebih lanjut, Bakhtiar menuturkan, Muara Tembesi pernah terjadi kejayaan di masa yang lalu. Jika kita melihat sejarah, di Pasar Muara Tembesi merupakan tempat pelabuhan jalur rempah.
” Muara Tembesi juga tempat para pejuang-pejuang kerajaan melayu, khususnya Jambi, adalah di Desa Rambutan Masam,” cerita Wabup Bahtiar.
” Karena kita lihat napak tilasnya Sultan Nazaruddin, yang mana rumahnya ada di Rambutan Masam,” kata mantan Sekda Batanghari itu.
Begitu juga para turunan-turunannya hingga sampai perjuangan Sultan Thaha.
” Jadi daerah-daerah ini adalah perjuangan orang kita melayu,” ujarnya.
Kemudian Bakhtiar melanjutkan, kalau di lihat kenapa ada banteng di Pasar Tembesi, itu adalah tempat perjuangan melawan Belanda pada zaman dahulu.
Bakhtiar juga memaparkan, pada masa lalu transportasi Sungai Batanghari ini adalah jalur transportasi yang strategis untuk proses perdagangan ataupun niaga.
” Jalur rempah kita yang melewati sungai Batanghari, mulai dari Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur di Selat Malaka, tentunya masuk melalui Sungai Batanghari, dan menuju ke daerah Sumatera Barat, Solok Ramasraya maupun Solok Selatan. Dan yang ke kiri tentunya melewati simpang tiga Sungai Muara Tembesi yang menuju ke hulu, yakni, Kerinci, Merangin, Sarolangun yang juga melewati Rambutan Masam ini,” beber Bakhtiar.
(A)